Search ajah

Rabu, 23 April 2014

KONSEP SEHAT – SAKIT DAN STANDAR HIDUP SEHAT

Bagaimana cara kita mengetahui konsep sehat-sakit yang dipahami oleh seseorang? Caranya mudah saja, coba anda lakukan sedikit permainan sebagai berikut : 

  • Bentangkan sebuah tali di lantai, bagi tiga bagian bentangan tali tersebut menjadi tiga kelompok mati, sakit, dan sehat 
  • Minta kepada tiap audien untuk memposisikan diri dimana keadaan kesehatan yang mereka rasakan  saat ini 
  • Tanyakan kepada audien mengapa dia memilih berdiri di posisi itu ? Mengapa dia menganggap keadaan dia saat ini lebih sehat/sakit dari audien yang lainnya? 
Dari sedikit permainan diatas akan diperoleh berbagai jawaban dan anggapan yang bervariatif dari audien yang ada. Dari semua jawaban dan anggapan dari audien tadi, diperolehlah kesimpulan bahwa batasan sehat dan sakit adalah sangat subyektif, artinya tergantung standar masing-masing individu.

Pada umumnya, masyarakat menyatakan dirinya tidak sehat jika sudah jatuh sakit dan tidak dapat melakukan aktivitas harian. Anggapan ini terjadi terutama dikalangan masyarakat miskin, yang terkadang lebih menghargai waktu demi penghasilannya. Sebagai contoh, di kalangan masyarakat petani misalnya, suatu ketika ibu jari kakinya tidak sengaja terluka terpacul ketika melakukan kegiatan mencangkul di sawah. Selama dia masih bisa berjalan dan dapat menghentikan/mengurangi pendarahan dari lukanya itu, dia tetap beranggapan masih sehat dan meneruskan pekerjaannya. Berbeda sekali dengan kalangan pegawai kantoran misalnya, ketika suatu saat ibu jari kakinya terjepit pintu dan berdarah, dia akan meminta ijin untuk meninggalkan pekerjaannya dengan alasan ke dokter atau klinik untuk mengobati lukanya itu dan tidak dapat melanjutkan pekerjaannya karena ketidaknyamanan akibat luka terjepit pintu. Terkadang dari dua kejadian diatas kita bisa mengetahui siapa sebenarnya yang lebih menghargai waktu untuk terus beraktifitas dan produktif. Mengapa semua ini terjadi ? Perlu diingat bahwa semakin miskin seseorang, standar kesehatannya semakin rendah, dan biasanya orang yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih memperhatikan kesehatannya.

Lalu bagaimana Standar Hidup Sehat itu ???


Menurut saya, standar hidup sehat itu terlihat dari dua kejadian yang dialami oleh manusia, yaitu ketika dia sakit dan ketika dia sehat.

Ketika Sakit
Ketika kita sedang mengalami sakit, standar hidup sehat itu terlihat dari segi pelayanan kesehatan yang tersedia, memadai, dekat dan murah. Pelayanan kesehatan yang tersedia yaitu ketika kita sakit bahwa pelayanan kesehatan yang disediakan benar-benar ada dan tepat untuk mengobati sakit itu. Pelayanan kesehatan yang memadai dalam artian adalah cukup tenaga kesehatan yang menangani ketika kita sakit dan memberikan pelayanan yang sesuai berdasarkan standar pelayanan minimum. Pelayanan kesehatan yang dekat mengandung arti bahwa penyedia layanan kesehatan mudah untuk dijangkau oleh kita yang sedang sakit. Dan Pelayanan Kesehatan yang murah artinya terjangkau dalam segi ekonomi, murah disini menurut saya bukan berarti gratis tapi masih dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Mengapa murah bukan gratis saja??? Menurut saya, menggratiskan pelayanan kesehatan akan membentuk mental masyarakat yang cenderung tidak berusaha untuk melakukan pencegahan/preventif terhadap penyakit. “Ngapain mencegah ??? toh klo kita sakit juga gratis ini!!” … nah jangan sampai anggapan ini mem-“virus” di kalangan masyarakat kita. Tidak dipungkiri juga, selama ini layanan kesehatan gratis tidak menyelesaikan masalah kesehatan karena layanan kesehatan gratis terkadang tidak di dukung oleh pelayanan kesehatan yang memadai dan tepat. Alangkah baiknya jika layanan kesehatan gratis ditiadakan namun diganti dengan layanan kesehatan bersubsidi, dengan demikian masyarakat akan tetap berkorban secara ekonomi untuk memperoleh layanan kesehatan (tentu saja tidak besar) dan tetap memiliki pemikiran “Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati”.

Ketika Sehat
Standar hidup sehat yang baik ketika kita sehat adalah menciptakan lingkungan sekitar kita untuk tetap bersih, nyaman dan aman. Serta berperilaku cukup gizi, melakukan pencegahan penyakit, melakukan perlindungan keamanan dan keselamatan, serta sayang ibu, anak dan manula.
Tentu saja Standar Hidup Sehat ketika kita sakit maupun ketika kita sehat harus didukung oleh prasarana yang memadai.

 Bagaimana ????????

 

Tidak ada komentar: