Search ajah

Senin, 06 Juli 2015

Cara Memilih Natural Leader Sebagai Hasil Pemicuan CLTS ..... Pemicuan Kedua

Munculnya Natural Leader merupakan hasil yang sangat dinanti oleh para Pemicu CLTS atau yang sekarang dikenal dengan Pemicuan STBM. Namun, terkadang ..... pemilihan Natural Leader bisa menjadi bumerang bagi kita. Asalkan ada yang mau merubah prilakunya dan lantang menyuarakan pada saat Pemicuan atau yang aktif dalam membantu jalannya proses Pemicuan .... dialah yang akan kita pilih menjadi Natural Leader .... atau lebih buruk lagi jika kita meminta kepada Kepala Desa/Kampung yang memilih nya .... saya yakin kegiatan selanjutnya tidak akan berbuah hasil yang lebih baik ... atau lambat membuahkan hasil.



Menurut saya, tidak hanya main comot saja atau main tunjuk siapa yg akan jadi Natural Leader. Pemilihan Natural Leader pada saat Pemicuan pertama, menurut saya adalah tidak tepat. Mengapa demikian ??? karena menurut saya ada unsur keterpaksaan ataupun memang sudah di setting sebelum pemicuan.

Setelah sekian lama saya berkecimpung dengan masalah CLTS/STBM .... ya kira-kira sudah 9 tahunan ... ada perbedaan yang mencolok yang saya rasakan. Tentu saja perbedaan yang ada merupakan sebuah perkembangan dari materi ilmu Pemicuan itu sendiri.

Dulu, sekitar tahun 2006, ketika saya masih tergabung dengan sebuah NGO PCI Pandeglang, dan inilah pertama kali saya mengenal Pemicuan CLTS & dilatih, pemicuan minimal dilakukan 2 kali. Pemicuan pertama, dilakukan hanya sebatas mengetahui keinginan masyarakat untuk berubah yang dituangkan dalam kontrak sosial dan kesepakatan pertemuan kedua ..... yang dikenal dengan nama Pemicuan Kedua .... yang biasanya disepakati tidak lebih dari 3 hari setelah dilakukan pemicuan pertama. Pemicuan Kedua dilakukan untuk lebih memantapkan keinginan perubahan prilaku masyarakat dengan memaparkan hasil pemicuan pertama dan membentuk kelompok-kelompok kecil untuk mulai merealisasikan keinginan perubahan tersebut serta memilih Natural Leader.

Saat ini, setelah saya mengikuti beberapa pelatihan mengenai Pemicuan CLTS/STBM, kegiatan pemicuan dilakukan dengan sistem membabat habis..... pada saat pemicuan pertama, kita diharuskan bisa memfasilitasi siapa yang mau berubah, bagaimana cara berubahnya dan menunjuk Natural Leader. Setelah itu ........ hanya monitoring biasa menunggu perubahan perilaku berdasarkan informasi Natural Leader atau Kader di Desa.

Justru yang saya rasakan dengan konsep sekarang adalah perubahan prilaku yang begitu lambat, natural leader banyak yang tidak aktif alias tidak peduli, dan hasil yang dicapai jauh dari yang diharapkan. Mengapa ???? karena pelaku si pemicu lepas begitu saja ... yang penting sudah pemicuan.

Kembali ke konsep lama yang sudah pernah saya alami. Disini saya akan menceritakan pengalaman saya. Pada Pemicuan Pertama, cukup hanya mengetahui siapa saja warga masyarakat yang mau berubah dan tentukan waktu pertemuan kembali untuk membahas lebih lanjut bagaimana perubahan itu terjadi .... saya sarankan pertemuan itu tidak lebih dari 3 hari .... karena masih hangat-hangatnya. Nah.... ketika pertemuan lebih lanjut yang dilakukan setelah pemicuan pertama alias pemicuan kedua, kita meminta kepada warga masyarakat untuk dapat hadir kembali dalam skala yang lebih banyak, diusahakan mayoritas yang hadir adalah kaum pria nya. Perlu diketahui, biasanya yang hadir pada saat Pemicuan yang pertama itu mayoritas ibu-ibu.

Pada Pemicuan kedua inilah, kita akan lebih memantapkan bagaimana proses perubahan itu bisa dilakukan. Di kegiatan inilah waktu yang tepat memilih seorang Natural Leader. Begini caranya kita berproses dalam Pemicuan Kedua yang bisa menghasilkan Natural Leader yang mantrabss ...
  1. Pilihlah waktu dimana semua warga terutama para bapak bisa berkumpul santai bersama, biasanya malam hari seh ..... berani ????
  2. Pada awal proses kembali kita perkenalkan diri & sampaikan maksud tujuan pertemuan, tegaskan pula bahwa kita datang tidak memberikan bantuan apapun
  3. Paparkan kembali hasil Pemicuan Pertama, terutama keadaan peta wilayah yang masih terdapat kotoran dimana-mana
  4. Bahas bersama mereka bentuk kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat mewujudkan berubahnya prilaku masyarakat menjadi lebih sehat, arahkan masyarakat untuk bisa bergotong royong dalam mewujudkan perubahan prilaku
  5. Buatlah kelompok rumah tangga yang belum memiliki jamban berdasarkan kedekatan jarak dan pilih siapa yang akan menjadi koordinator
  6. Pilih diantara koordinator-koordinator kelompok kecil tadi untuk menjadi Natural Leader di wilayahnya, beri sebutan ato gelar buat Natural Leader & Koordinator yang ada ...... dulu pernah disepakati bahwa Natural Leader disebut dengan Presiden Tai .... sedangkan Koordinator disebut para Jenderal Tai ...... ini contoh saja.
  7. Tayangkan slide/gambar contoh jamban-jamban sederhana yang ada supaya masyarkat bisa memperkirakan jenis jaban mana yang akan dibuat & berapa lama .... kegiatan ini juga bisa didatangi jg oleh para wirausaha sanitasi untuk bisa menjelaskan produk-produk mereka.
  8. Sepakati kapan mulai akan bergotong royong & sampai kapan untuk masing-masing kelompok dengan cara sistem lelang "gengsi" apabila ada kelompok yang bisa lebih cepat mulai & lebih cepat selesai. Usahakan fasilitasi jangan sampai mereka bilang bisa bertahun-tahun selesainya. 
  9. Sepakati juga kesediaan kelompok yang memiliki target lebih cepat selesai bergotong royong untuk bisa membantu kelompok lain.
  10. Sepakati jadwal pertemuan berkala bersama Natural Leader & Koordinator masing-masing kelompok untuk membahas kemajuan dan kendala-kendala yang ditemui pada saat bergotong royong. 
  11. Pertemuan selesai ....... 
Nah itulah titik waktu yang tepat menurut saya dalam memilih Natural Leader. Ini butuh kesiapan totalitas kita sebagai fasilitator. Jangan terlalu nafsu untuk melakukan Pemicuan pertama di banyak tempat. Selesaikan dulu 1 wilayah sampai pertemua/pemicuan kedua, baru kita lakukan pemicuan di wilayah lain. 

Jangan lupa .... ada 2 hal yang sangat penting .... yaitu alat kontrol & apresiasi. Alat kontrol yang dimaksud adalah Peta wilayah yang sudah dikelompokkan tadi untuk bisa melihat sejauh mana perkembanagan yang ada. Dan, Apresiasi yang dimaksud adalah bukan hadiah atao penghargaan tapi kehadiran kita sebagai fasilitator dan poto-poto mereka. Trik .... buatlah semacam jurnal atau leaflet buatan sendiri yang isinya full tentang kegiatan mereka dan wilayah lain .... bilang ajah jurnal tersebut sudah sampai ke pusat .... mereka akan lebih senang & lebih bersemangat karena merasa dihargai jerih kerja mereka.

Dah ... itu ajah saran pendapat saya ....... jika kita merasa sebagai seorang agen perubah .... mau lakukan ini ??????? ......

1 komentar:

Diana mengatakan...

Assalamu'alaikum, slm kenal sy diana.
KK, apa skrng masih terlibat di stbm?