Search ajah

Kamis, 15 Desember 2011

POSYANDU PLUS
(Menambah Nilai Guna Posyandu Menjadi Efektif dan Efisien)
Oleh : Mulyana, S.KM*

Setiap orang pasti sudah mendengar isitilah Posyandu atau Pos Pelayanan
Terpadu karena keberadaannya hampir di setiap kampung / lingkungan. Lalu seberapa
jauhkah masyarakat menilai fungsi dari Posyandu tersebut dan seberapa besarkah
manfaatnya bagi pembangunan kesehatan yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat terutama bagi masyarakat desa / kampung. Posyandu atau yang
dahulu dikenal dengan Pos Penimbangan merupakan pintu utama untuk meningkatkan
kondisi kesehatan di masyarakat di suatu wilayah kecil atau kampung. Keberadaan
Posyandu sangat membantu kinerja Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) dalam
menjalankan tugasnya meningkatkan derajat kesehatan yang menjangkau hingga
masyarakat kecil. Dengan bantuan para kader yang berada dalam Posyandu tersebut
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar (imunisasi, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan) dapat terpenuhi.

Konsep awal pemerintah mencanangkan adanya Pos Penimbangan/Posyandu
adalah menurunkan angka malnutrisi dengan cara mendorong masyarakat untuk
melakukan monitoring pertumbuhan anak Balita, memberikan PMT (Pemberian
Makanan Tambahan) pemulihan dan zat gizi mikro serta penyuluhan gizi. Pada saat ini
Posyandu sudah mengalami perubahan pelayanan kesehatan hingga pemeriksaan ibu
hamil dan pelayanan sanitasi dasar. Namun sampai saat ini upaya-upaya tersebut
belum menunjukkan hal yang berarti, tetap saja angka malnutrisi dan kematian ibu dan
anak tetap tinggi.

Sebagai contoh, dalam hal penanganan balita malnutrisi, pendekatan tradisional
yang selama ini dilakukan, lebih cenderung untuk mencari masalah di dalam masyarakat
yang perlu diselesaikan, misalnya, apabila ditemukan banyak anak yang malnutrisi maka
solusinya adalah memberikan makanan yang bergizi kepada mereka tanpa menekankan
kepada perubahan perilaku keluarga. Makanan yang diberikan umumnya berasal dari
luar dan sulit untuk diperoleh oleh masyarakat setelah proyek berhenti, baik karena
faktor ketersediaan maupun keterjangkauan masyarakat untuk memperolehnya.
Akibatnya anak akan kembali ke keadaan semula (malnutrisi) sesaat setelah kegiatan
pemberian makan berakhir. Ini merupakan pemborosan yang sangat luar biasa karena
telah kita ketahui tidak sedikit dana yang dikeluarkan pemerintah untuk melaksanakan
kegiatan penanggulangan masalah malnutrisi ini.

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk merubah situasi tersebut tanpa
mengurangi arti dari kegiatan kesehatan yang ada?

Kita bisa lihat mulai dari sekarang dari keberadaan Posyandu itu sendiri. Apakah
selamanya akan bergerak 1 bulan sekali hanya melayani penimbangan balita,
pelayanan KB dan pemeriksaan ibu hamil secara berkala atau hanya sesekali diadakan
kegiatan promosi kesehatan yang terkadang diulang-ulang materi penyuluhan tertentu.
Jika seperti ini terus dilaksanakan masalah malnutrisi dan kematian ibu dan balita tidak
akan pernah menurun.

Posyandu itu sendiri harus direvitalisasi menjadi suatu sarana yang dapat
menambah nilai plus bagi kegiatan posyandu itu sendiri dan bagi usaha peningkatan
derajat kesehatan terutama dalam menangani masalah malnutrisi dan kematian ibu dan
anak. Posyandu dapat kita jadikan sebagai pusat kegiatan kesehatan berbasis
masyarakat yang efektif dan efisien sehingga pemerataan akses pelayanan kesehatan
dasar dapat dirasakan oleh semua masyarakat terutama masyarakat pedesaan.
Posyandu dapat kita jadikan sebagai tempat pendidikan anak usia dini, tempat
penanggulangan masalah malnutrisi dan sebagai tempat pendidikan para pasangan usia
subur (PUS) dan ibu hamil.

POSYANDU SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Program untuk anak usia dini harus diprioritaskan jika negara ingin meningkatkan
kualitas SDM karena kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan pada awal
kehidupan (usia dini) setiap individu merupakan dasar yang sangat penting untuk
pembentukan suatu masyarakat di masa datang. Posyandu sebagai bentuk nyata
tempat pendidikan anak usia dini bertujuan untuk :
1. Memampukan keluarga dalam mempraktekkan pola asuh, asih dan asah yang
disarankan untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan
anak.
2. Meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang memadai bagi ibu
dan anak.
3. Mengembangkan potensi anak yang dibawa sejak lahir melalui kegiatan-kegiatan
dan interaksi yang memacu perkembangan fisik, mental dan psiko-sosial.
Posyandu sebagai tempat pendidikan anak usia dini ini memiliki sasaran utama yaitu
orangtua/pengasuh, anak usia 0 – 5 tahun, ibu hamil dan menyusui. Kegiatan posyandu
ini adalah :
• Pelayanan dasar kesehatan untuk pencegahan oleh petugas kesehatan, kader dan
dukun paraji terlatih
• Deteksi dini dan kegiatan untuk memacu perkembangan fisik, mental/kognisi dan
sosial anak Balita di Posyandu, dilakukan bersama oleh kader terlatih dan
orangtua/pengasuh anak
• Pendidikan bagi orang orangtua/pengasuh
• Perbaikan gizi bagi anak yang malnutrisi

POSYANDU SEBAGAI TEMPAT PERBAIKAN GIZI
Tujuan dari Posyandu sebagai tempat penanggulangan anak malnutrisi adalah
sebagai berikut :
1. Merehabilitasi secara cepat anak Balita yang teridentifikasi menderita malnutrisi
2. Memampukan keluarga untuk mempertahankan status gizi lebih baik yang sudah
dicapai, dengan mempraktekkan pola asuh, asih dan asah yang disarankan
3. Mencegah terjadinya kasus-kasus malnutrisi pada anak-anak yang lahir berikutnya
dengan perubahan positif pola asuh, asih dan asah dalam keluarga.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan yang
tidak memerlukan biaya banyak sehingga setiap posyandu dapat melakukan kegiatan
ini. Sebagai contoh kita dapat menggunakan pendekatan Positive Deviance.
Pendekatan ‘Positive Deviance’ adalah pendekatan pembangunan yang didasarkan
atas pengamatan bahwa di dalam setiap kelompok masyarakat, pasti ada beberapa
individu yang berperilaku dan mempunyai strategi khusus yang membuat mereka
mampu menemukan solusi dalam memecahkan masalah, sekalipun mereka mempunyai
akses yang sama terhadap sumber daya. Solusi untuk memecahkan masalah-masalah
yang terjadi di masyarakat sebenarnya sudah ada di dalam masyarakat itu sendiri,
namun mungkin belum disadari oleh sebagian besar masyarakat. Cara pemecahan
masalah yang ditemukan di dalam masyarakat diyakini akan lebih mudah ditiru dan
penerapannya akan lebih langgeng dibandingkan jika cara pemecahan masalah tersebut
berasal dari luar. Ada juga pendekatan lain yaitu Perbaikan dan Pendidikan Gizi
Berbasis Masyarakat yang memiliki prinsip sebagai berikut :
• Kemiskinan bukan penyebab utama kekurangan gizi, karena ditemukan beberapa
keluarga miskin yang anaknya sehat (gizi baik) karena menerapkan pola asuh yang
baik.
• Kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh praktek pemberian makan/pola
asuh yang tidak benar sehingga pendidikan gizi ini bertujuan untuk menurunkan
jumlah anak yang kurang gizi dengan perubahan perilaku.
• Pada saat kegiatan, orangtua/pengasuh belajar perilaku positif bersama-sama dan
mempraktekkannya di rumah.
• Kegiatan sangat membutuhkan dukungan dari aparat desa, LPM, PKK, BPD dan
masyarakat.
• Memanfaatkan bahan yang tersedia di rumah/sekitar untuk makanan anak (bisa
dibeli dengan harga terjangkau, atau diperoleh dari kebun/pekarangan, dll).
• Penyediaan bahan makanan pada waktu sesi pendidikan dan perbaikan gizi
ditanggung bersama oleh keluarga peserta dan masyarakat.

POSYANDU SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN PASANGAN USIA SUBUR & IBU HAMIL
Ketidaktahuan para pasangan usia subur dan ibu hamil dalam kesehatan
reproduksi dan kesehatan pada saat kehamilan serta pentingnya pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan merupakan faktor yang ikut berkontribusi pada angka kematian
ibu dan anak. Untuk mencegah dan mengurangi ketidaktahuan ini posyandulah yang
berperan aktif memeranginya. Melalui kegiatan kelompok ibu hamil yang dikembangkan,
semua ibu hamil dapat kita jangkau melalui promosi kesehatan khusus mengenai
permasalahan kehamilan. Disinilah peran serta dari bidan desa, kader dan dukun terlatih
ikut andil dalam kegiatan ini. Kegiatan ini juga akan mendorong suatu kerjasama yang
dinamis antara bidan desa, kader dan dukun paraji terlatih dalam menangani persalinan.
Diharapkan dari kegiatan ini adalah perubahan perilaku dari masyarakat terutama dalam
penanganan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Dalam kegiatan Posyandu Plus, peningkatan kapasitas kader terutama dalam hal
memfasilitasi bidang kesehatan sangat diperlukan karena kaderlah yang akan berperan
aktif dalam perwujudan Posyandu Plus ini. Selain itu, bidan desa dan puskesmas
berkewajiban membantu dalam peningkatan kapasitas kader, monitoring kegiatan dan
ikut terlibat dalam menjalankan kegiatan Posyandu Plus ini. Peran serta masyarakat
sekitar posyandu pun sangat membantu sekali dalam proses perjalanan kegiatan
sehingga diharapkan Posyandu Plus ini dapat berkelanjutan dengan baik. Pada intinya
posyandu Plus ini bertujuan untuk perubahan perilaku kesehatan pada masyarakat
sehingga derajat kesehatan masyarakat pun ikut meningkat. Sudah saatnya sekarang
pemberdayaan masyarakat disetiap kegiatan harus diutamakan, masyarakat harus
dilibatkan dalam setiap kegiatan dan kontribusi dari masyarakat harus benar-benar digali
karena kita yakin masyarakat kita adalah masyarakat yang mampu dalam segala hal
apalagi didukung oleh potensi sumber daya yang ada.

*Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro Semarang

Tidak ada komentar: